Minggu, 23 Mei 2010
"Abal-abalan"
Memang segala hal harus dilakukan secara sungguh-sungguh, jangan abal-abalan, baik menyangkut urusan internal maupun urusan yang melibatkan orang lain. Terhadap siapapun, tua-muda, besar-kecil, kaya-miskin, sama-saja, perlakukan mereka secara jelas, tegas dan sungguh-sungguh. Tidak ada pengabaian, tidak ada pengecualian dan pengecilan, bahkan penihilan. Selamat tinggal abal-abalan ..........
Sabtu, 15 Mei 2010
Jika Terlalu "Nge-Rem"
Dalam berkendaraan, baik sepeda motor atau mobil, ada kalanya kita harus "nge-gas" ada kalanya harus "nge-rem". Dua-duanya diperlukan sesuai dengan situasi dan kondisi. Jika jalan kosong melompong, maka tancap gas sampai batas tertentu. Sebaliknya, rem diperlukan saat situasi darurat. Jika tidak diambil langkah "nge-rem" akan membahayakan pihak internal dan eksternal.
Namun apa jadinya, jika di jalanan dalam berkendaraan selalu "nge-rem", kapan sampainya ? Begitu pula dalam arena kehidupan, jika dijalani dengan "nge-rem" dan "nge-rem" apa jadinya. Menahan diri dalam situasi tertentu baik, tetapi jika "terlalu menahan diri", beragam peluang pun akan berlalu begitu saja. Dalam arena kehidupan pun perlu ada keseimbangan antara "nge-rem" dan "nge-gas". Lihat situasi, saat tancap gas, ya tancap semaksimal mungkin dengan tetap waspada. Saat injak rem, ya segera "nge-rem" dengan bijak.
Kehidupan adalah ajang pencapaian. Ada momen-momen tertentu peraihan suatu prestasi, kedudukan atau kepemilikan. Jangan biarkan peluangnya lewat begitu saja. Jangan "menahan diri" secara tidak bijak. Kalau memang sudah hak-nya ya dapatkan. Tancap gassssss, jangan lupa rem (Atep Afia)
Jumat, 14 Mei 2010
Visi 44
Ngawurrrr, ngaco, abal-abalan, kamana-karep, sekarepe-dewe ...... Itulah yang terjadi, pakepuk (sibuk) di ruang hampa. Hampa, kosong, tak berkesan, tak bermakna ...begitu lunglay. Tak ada peran, tak ada visi.
Detik terus berlanjut, tak ada henti, tak ada jeda. Hidup makin melarut dalam arena yang semberawut. Melarat jiwa, kering makna, melata dalam suram. Ke mana arah angin, ke mana bumi berputar, adalah mengacu pada "visi". Seluruh detak kehidupan adalah berlandaskan visi. Bagaimana mungkin langkah tanpa visi, kelak tak berujung, lelah sendiri, dengan hasil nihil.
Tak ada pilihan, bangun visi, kejar tujuan, totali kehidupan. Tak ada jalan lain, nikmati langkah, resapi makna, sampai tercapai klimaks kehidupan. Di ujung pencapaian, ada senyum kepuasan. (Atep Afia)